Selasa, 07 Januari 2014

Cerpen

Ini cerpen yang gua tulis 3 tahun yang lalu. SMP apa SMA gitu.. Tugas sekolah sih, dan asal-asalan banget.. Judulnya juga gak tau apaan.. Tapi boleh lah Hehehe Nikmatin aja guys.. Cekidot.. :D



Di sebuah perkotaan, tinggallah 3 orang anak yang telah menjalin persahabatan yang cukup lama. Meraka adalah Mutia, Okta dan Gusran.  Persahabatan yang mereka jalin sejak mereka masih duduk di bangku SD. Dimana bermain dan bercanda tak luput dari kehidupan mereka, namun tak jarang juga mereka belajar bersama.
                Kini mereka telah menjalani pendidikan perguruan tinggi bersama di salah satu universitas negeri ternama di Bandung. Akan tetapi, persahabatan itu kini telah dilupakan oleh mereka, dikarenakan mereka jarang bertemu dan sibuk dengan kuliahnya masing-masing.
***
                Ketika Gusran sedang berjalan di Taman, tampaklah dari jauh dua orang wanita yang duduk di kursi taman yang berbeda, yang satu sedang asyik mendengarkan music dan yang satunya lagi tengah asyik membaca buku. Sepasang sosok wanita yang ia kenal dari kecil itupun tidak menyadari bahwa mereka akan bertemu setelah lama tidak berjumpa. Pembicaraan yang panjang lebarpun dimulai di antara mereka. Meski cuaca tak bersahabat, hujan yang deras mengguyuri taman itu, merekapun melanjutkan pembicaraan mereka lewat BBM-an setelah sempat tukar-menukar pin BB di taman tadi.
***
                Hawa malam yang dingin dan suasana sunyi didampingi suara bunyi jangkrik itu membuat orang-orang semakin nyenyak tertidur, namun tidak dengan Okta, ia tak bisa memejamkan matanya karena terus-menerus memikirkan Gusran sejak Ia pulang ke rumah. Gusran adalah sesosok pria yang sangat Ia kagumi. Selain tampan Ia juga memiliki wajah yang amat rupawan. Postur tubuhnya pun mirip Brad Pitt, seorang tokoh yang Ia idolakan. Begitu juga dengan Gusran yang memiliki rasa yang sama terhadap Okta. Namun Ia tidak mengetahui kalau sahabatnya, Mutia pun juga memiliki perasaan yang sama seperti yang Okta rasakan terhadap Gusran.
***
                Keesokan harinya, Gusran mengajak Okta untuk berkencan. Ternyata Gusran membuat sebuah surprise untuk menembak Okta. Gusran pun membawa Okta ke sebuah tempat dengan mata tertutup. Saat sampai di tempat itu, Gusran pun membuka mata Okta dan tampaklah sebuah taman yang indah dengan penuh tanaman mawar dan bougenville disana dengan kupu-kupu yang berterbangan di atasnya membuat pemendangan di tempat itu semakin indah. Disaat yang sama, Mutia hanya termenung sambil menghadap ke halaman depan rumah lewat celah kecil dari jendela kamarnya. Di dalam fikirannya hanya Gusran, Gusran dan Gusran. Hanyalah Gusran yang selalu ada dalam otaknya. Ia pun memutuskan untuk datang ke rumah Gusran. Didalam perjalanan, tak disengaja Ia melewati sebuah taman. Terlihat Gusran dan okta yang tengah bercanda-canda di kursi belakang pohon beringin di taman itu. Segera Ia menekan rem mobil yang Ia kendarai dengan mendadak. Namun Gusran dan Okta tak menyadari akan keberadaannya. Tak lama setelah Mutia menguping pembicaraan mereka, Ia pun mendengar pernyataan yang amat pahit untuk dirinya. Gusran menyatakan perasaan cinta terhadap Okta. Air mata Mutia pun menetes, Ia langsung menancap Gas dan pulang ke rumahnya.
                                                                                                ***
Sudah 2 hari Mutia tak keluar kamar, Ia tak makan maupun mandi. Ia hanya menangis terisak-isak tanpa berhenti. Membuat orang tuanya menjadi khawatir. Mendengar hal itu, Gusran datang ke rumah Mutia degan tujuan ingin menjenguk Mutia. Namun Mutia menolak untuk bertemu dengan Gusran. Gusran bingung mengapa Ia seperti itu. Gusran pun mendobrak pintu kamar itu atas permintaan orang tua Mutia. Tampak Mutia yang terbaring lemah di atas tempat tidur. Gusran kaget dan langsung menyuruh Ibunya Mutia membawakan segelas air putih untuk Mutia. “Mengapa kau menjadi seperti ini?”, Tanya Gusan kepada Mutia. Mutia pun menceritakan apa yang telah dia lihat kemarin di taman. Namun Gusran bingung, mengapa Mutia menjadi seperti itu. “Asal kau tahu Gusran, Aku sangat mencintaimu, hatiku terluka saat ku tak sengaja mendengar pembicaraanmu bersama Okta kemarin, dan asal kau tahu, aku selalu memperhatikanmu di kampus dengan diam-diam. Batinku memaksaku untuk menyapamu namun Aku tidak bisa, karena Aku tidak berani, maafkan Aku ini semua memang salahku, seharusnya dari dulu ku nyatakan perasaanku terhadapmu. Aku sadari semua itu dan aku menyesalinya, dan kini ku tau kau sudah ada yang memiliki. Okta, ya.. ku rasa dia memang pantas untukmu. Kan ku doakan kau bahagia bersamanya”, jawab Mutia ketika Gusran menanyakan apa yang membuatnya seperti itu. Gusran pun termenung, lalu meminta maaf kepada Mutia.
***
Beberapa bulan kemudian, merekapun akhirnya wisuda. Gusran dan Okta memutuskan untuk menikah di akhir tahun, sedangkan Mutia memilih melanjutkan sekolahnya di Australia dan menetap disana. Meski berpisah, mereka tetap saling bersilahturahmi lewat hp maupun berkiriman e-mail. Beberapa tahun kemudian pun Mutia menyelesaikan sekolahnya, dan Ia akhirnya menikah dengan seorang pengusaha kaya disana.
                                                                        ***
The End



Jangan lupa Follow gue di Twitter  @trullykwardhani

dan add Facebook gue Trully Wardhani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Translate

thanks udah mau ngunjungin blog ini, semoga info-info yang diberikan bisa bermanfaat buatmu..!!