Di sebuah perkotaan, tinggallah 3 orang anak yang
telah menjalin persahabatan yang cukup lama. Meraka adalah Mutia, Okta dan
Gusran. Persahabatan yang mereka jalin
sejak mereka masih duduk di bangku SD. Dimana bermain dan bercanda tak luput
dari kehidupan mereka, namun tak jarang juga mereka belajar bersama.
Kini mereka telah menjalani
pendidikan perguruan tinggi bersama di salah satu universitas negeri ternama di
Bandung. Akan tetapi, persahabatan itu kini telah dilupakan oleh mereka,
dikarenakan mereka jarang bertemu dan sibuk dengan kuliahnya masing-masing.
***
Ketika Gusran sedang berjalan di
Taman, tampaklah dari jauh dua orang wanita yang duduk di kursi taman yang
berbeda, yang satu sedang asyik mendengarkan music dan yang satunya lagi tengah
asyik membaca buku. Sepasang sosok wanita yang ia kenal dari kecil itupun tidak
menyadari bahwa mereka akan bertemu setelah lama tidak berjumpa. Pembicaraan
yang panjang lebarpun dimulai di antara mereka. Meski cuaca tak bersahabat,
hujan yang deras mengguyuri taman itu, merekapun melanjutkan pembicaraan mereka
lewat BBM-an setelah sempat
tukar-menukar pin BB di taman tadi.
***
Hawa malam yang dingin dan
suasana sunyi didampingi suara bunyi jangkrik itu membuat orang-orang semakin
nyenyak tertidur, namun tidak dengan Okta, ia tak bisa memejamkan matanya
karena terus-menerus memikirkan Gusran sejak Ia pulang ke rumah. Gusran adalah
sesosok pria yang sangat Ia kagumi. Selain tampan Ia juga memiliki wajah yang
amat rupawan. Postur tubuhnya pun mirip Brad
Pitt, seorang tokoh yang Ia idolakan. Begitu juga dengan Gusran yang
memiliki rasa yang sama terhadap Okta. Namun Ia tidak mengetahui kalau
sahabatnya, Mutia pun juga memiliki perasaan yang sama seperti yang Okta
rasakan terhadap Gusran.
***
Keesokan harinya, Gusran
mengajak Okta untuk berkencan. Ternyata Gusran membuat sebuah surprise untuk menembak Okta. Gusran pun membawa Okta ke sebuah tempat dengan mata
tertutup. Saat sampai di tempat itu, Gusran pun membuka mata Okta dan tampaklah
sebuah taman yang indah dengan penuh tanaman mawar dan bougenville disana dengan kupu-kupu yang berterbangan di atasnya
membuat pemendangan di tempat itu semakin indah. Disaat yang sama, Mutia hanya
termenung sambil menghadap ke halaman depan rumah lewat celah kecil dari
jendela kamarnya. Di dalam fikirannya hanya Gusran, Gusran dan Gusran. Hanyalah
Gusran yang selalu ada dalam otaknya. Ia pun memutuskan untuk datang ke rumah
Gusran. Didalam perjalanan, tak disengaja Ia melewati sebuah taman. Terlihat Gusran
dan okta yang tengah bercanda-canda di kursi belakang pohon beringin di taman
itu. Segera Ia menekan rem mobil yang Ia kendarai dengan mendadak. Namun Gusran
dan Okta tak menyadari akan keberadaannya. Tak lama setelah Mutia menguping pembicaraan mereka, Ia pun
mendengar pernyataan yang amat pahit untuk dirinya. Gusran menyatakan perasaan
cinta terhadap Okta. Air mata Mutia pun menetes, Ia langsung menancap Gas dan
pulang ke rumahnya.
***
Sudah 2 hari Mutia tak keluar kamar, Ia tak makan
maupun mandi. Ia hanya menangis terisak-isak tanpa berhenti. Membuat orang
tuanya menjadi khawatir. Mendengar hal itu, Gusran datang ke rumah Mutia degan
tujuan ingin menjenguk Mutia. Namun Mutia menolak untuk bertemu dengan Gusran.
Gusran bingung mengapa Ia seperti itu. Gusran pun mendobrak pintu kamar itu
atas permintaan orang tua Mutia. Tampak Mutia yang terbaring lemah di atas
tempat tidur. Gusran kaget dan langsung menyuruh Ibunya Mutia membawakan
segelas air putih untuk Mutia. “Mengapa kau menjadi seperti ini?”, Tanya Gusan
kepada Mutia. Mutia pun menceritakan apa yang telah dia lihat kemarin di taman.
Namun Gusran bingung, mengapa Mutia menjadi seperti itu. “Asal kau tahu Gusran,
Aku sangat mencintaimu, hatiku terluka saat ku tak sengaja mendengar
pembicaraanmu bersama Okta kemarin, dan asal kau tahu, aku selalu
memperhatikanmu di kampus dengan diam-diam. Batinku memaksaku untuk menyapamu
namun Aku tidak bisa, karena Aku tidak berani, maafkan Aku ini semua memang
salahku, seharusnya dari dulu ku nyatakan perasaanku terhadapmu. Aku sadari
semua itu dan aku menyesalinya, dan kini ku tau kau sudah ada yang memiliki.
Okta, ya.. ku rasa dia memang pantas untukmu. Kan ku doakan kau bahagia
bersamanya”, jawab Mutia ketika Gusran menanyakan apa yang membuatnya seperti
itu. Gusran pun termenung, lalu meminta maaf kepada Mutia.
***
Beberapa bulan
kemudian, merekapun akhirnya wisuda. Gusran dan Okta memutuskan untuk menikah
di akhir tahun, sedangkan Mutia memilih melanjutkan sekolahnya di Australia dan
menetap disana. Meski berpisah, mereka tetap saling bersilahturahmi lewat hp maupun berkiriman e-mail. Beberapa tahun kemudian pun Mutia
menyelesaikan sekolahnya, dan Ia akhirnya menikah dengan seorang pengusaha kaya
disana.***
The End
Jangan lupa Follow gue di Twitter @trullykwardhani
dan add Facebook gue Trully Wardhani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar